Baru saja saya ketemu beliau, dan beginilah rekaman inti pembicaraan diantara kami.
Pak Mar (P)....saya (A)
P : Alhamdulilah anak saya mau dilantik jadi dandim. ya jadi saya gak perlu jauh-jauh lagi dari anak saya. Udah tua pengen dekat sama cucu.
A : Hebat Pak. semoga dilancarkan semua urusannya. Seneng ya pak main sama cucu2ny...
P : iyo lhaa. Mbak Ayu pacarnya orang mana hayooo ? atau belum punya pacar ? saya ada teman, ya tepatnya seperti anak saya sendiri. Dia sersan satu anggota Denkes, sering main ke rumah saya. orangnya gagah, asli Kota Pati. Belom punya cewe loh...tinggalnya di Kesatrian. Nanti kalo ada waktu saya kenalkan mau ya ?!
A : Saya sudah punyaaa pak...saya @#$#%^& (belom sempat saya melanjutkan kata-kata)
P : Tapi belum menikah kan. Buat kenalan aja dulu, dia orang baik kok. Mapan lagi.
A : Maaf Pak saya sudah berkomitmen dengan orang. Kebetulan tentara juga..
P : Belum lamaran kan mbak ? Masih bisa untuk mencari yang lebih baik..Percaya omongan orang tua nduk
A : $%#$#$%^^#$&@3xxxx
Huft....Sial, Kenapa saya jadi kepikiran ucapan beliau ya. Bukannya apa-apa, karena ada kalimat "percaya omongan orang tua nduk !" ... Pak Mar melucu atau serius, saya juga gak terlalu paham.
Ah tapi kan masalahnya beliau bukan orang tua saya. Gak bisa seenaknya donk bicara seolah-olah memaksa saya untuk kenalan dengan lelaki itu. Apalagi saya katakan saya sudah berkomitmen dengan seseorang, itu artinya secara tidak langsung saya katakan bahwa hati dan jiwa saya serta doa-doa saya sudah tertuju pada satu orang lelaki yang saya pilih. Walaupun entah nantinya di-ridhai Allah atau tidak, tapi saya yakin Allah telah menetapkan seseorang yang terbaik untuk saya.
Dan tanpa mengurangi rasa hormat pada pak Mar, saya putuskan tidak akan mau untuk sengaja bertemu dan berkenalan. Biarlah sekarang perasaan saya hanya tertuju untuk mas #a. Biarlah hanya dia yang selalu ada di pikiran saya. Dan biarlah namanya yang selalu saya sebut dalam doa saya.
Ah tapi kan masalahnya beliau bukan orang tua saya. Gak bisa seenaknya donk bicara seolah-olah memaksa saya untuk kenalan dengan lelaki itu. Apalagi saya katakan saya sudah berkomitmen dengan seseorang, itu artinya secara tidak langsung saya katakan bahwa hati dan jiwa saya serta doa-doa saya sudah tertuju pada satu orang lelaki yang saya pilih. Walaupun entah nantinya di-ridhai Allah atau tidak, tapi saya yakin Allah telah menetapkan seseorang yang terbaik untuk saya.
Dan tanpa mengurangi rasa hormat pada pak Mar, saya putuskan tidak akan mau untuk sengaja bertemu dan berkenalan. Biarlah sekarang perasaan saya hanya tertuju untuk mas #a. Biarlah hanya dia yang selalu ada di pikiran saya. Dan biarlah namanya yang selalu saya sebut dalam doa saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan jejak komentar ya kawan. Tapi kalo mau komen ada aturannya :
1. Kata-kata yang sopan
2. Tidak menyinggung SARA (apalagi orang tua :p )