Selasa, 04 Desember 2012

Lamunan



Aku isi kanvas putih susu ini menerawang jauh ke masa lalu. Dimana setiap dering ponsel itu menyadap sistem kerja otak kiri ku. Membuat ku penasaran apakah itu dari kamu ? Setiap hari ku endapkan rasa bahagia yang kau ciptakan pada kedalaman hati ini. Hingga meninggi. Agar semua orang tahu bahwa kau telah menghujani kemarau hati yang telah lama kering kerontang.

Kini, aku masih selalu menunggu bahagia itu datang kembali. Jejak hati dan langkahmu, tak pernah lelah ku harap mengarah padaku. Aku rumahmu, tempat kembalimu. Terkadang lamunan ini menghadirkan sebuah tanya 'rasa inikah yang menyebabkan ku gila ?' dan 'apakah kau tertular virusnya juga?' Ah tapi untukmu selalu saja yang kumau adalah jawaban 'iya'. Setidaknya itu bisa melegakan hatiku. Walau hanya dalam lamunan.

Hari ini tak ku dengar dering ponsel, tak seperti biasa. Kau mungkin sedang tak kuasa menghujani hati ini. Atau mungkin kau lelah, dan memilih sejenak untuk berhenti merintik. Ah itulah yang aku takutkan. Aku khawatir kau mengubah haluan. Berbelok dan tak kembali pulang. Karena aku terlalu bangga dan berharap akulah jalan pulangmu.

Aku dicekam ketakutan. Aku bermain dengan rasaku sendiri. Menari dalam lamunan asa tentang kita. Ah biarlah. Setidaknya aku masih mampu berharap kelak bahagia akan datang. Sesegera mungkin menghadirkan rona bahagia. Dan kalaupun itu tidak terjadi, tidak masalah bagiku. Karena aku masih tetap hidup dalam jalanku sebagai jalan pulang untuk siapapun yang ingin bersenandung denganku hingga ujung waktu. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan jejak komentar ya kawan. Tapi kalo mau komen ada aturannya :
1. Kata-kata yang sopan
2. Tidak menyinggung SARA (apalagi orang tua :p )